Kesenian memiliki arti penting bagi masyarakat karena seni tercipta dari proses masyarakat yang diakui memilikinya secara bersama. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di sekelompok masyarakat merupakan salah satu unsur yang menunjang keberadaan suatu budaya, kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat sebagai salah satu yang penting dari kebudayaan karena kesenian merupakan kreatifitas dari kebudayaan itu sendiri (Umar Khayam 1981:39)
Kesenian tradisional adalah kesenian yang lahir karena adanya dorongan emosi atas dasar pandangan hidup dan kepentingan masyarakat pendukungnya secara turun temurun. Konsep seni yang berkaitan dengan persoaan ekspresi, indah, hiburan komunikasi, keterampian, kerapian, kehalusan dan kebersihan (Jazuli 2008:46)
Pada zaman dahulu kesenian tradisional yang ada di Indonesia sangat diminati oleh masyarakat. Karena pertunjukan tidak hanya menjadi sebuah tontonan saja melainkan terdapat pesan moral. sebuah kesenian tersebut dan menjadi kepuasan tersendiri bagi bathin penerimanya. Namun seiring perkembangan zaman, masuknya budaya luar ke Indonesia menjadikan budaya dalam keadaan krisis. Sehingga menjadikan minat masyarakat terhadap budaya tradisional lebih berkurang. Sehingga berdampak besar terhadap perkembangan budaya tradisional kita sendiri.
Minangkabau memiliki berbagai macam kesenian sangat beragam yang disesuaikan dengan bentuk rupa dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Kesenian ini berupa tari- tarian yang terdiri dari Tari piriang, Tari Rantak, Tari Randai, Tari Indang, Tari Payuang dan lain lain. Selain itu ada pula kesenian musik dengan alat musik saluang, Gandang Tabuik, Rebana Dan ada kesenian Pantun, Bakaba dan Sambah Manyambah. Khususnya di Kabupaten Pasaman Barat dengan berbagai macam suku, memiliki kesenian yang memiliki keunikan tersendiri pula seperti Ronggiang, Rabab, Randai, Reog, Gondang Sambilan, Kudo Kepang dan Gandang Lasuang.
Kesenian Gandang Lasuang adalah kesenian musik tradisional yang merupakan salah satu kesenian yang ada di Pasaman Barat khususnya di Jorong Pasa Lamo, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia. Kesenian ini sudah ada sejak zaman dahulunya dan diakui keberadaanya sampai saat ini. Merupakan bentuk kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Seperti hal nya pelestarian kesenian Gandang lasuang ini, terdapat di grup Gandang Lasuang Nyiur Melambai.
Gandang Lasuang memang sudah dikenal secara turun-temurun. Penggunaan kesenian ini pada zaman dahulu hanya hiburan untuk diri sendiri ketika menumbuk padi oleh masyarakat dan menjadi hiburan saat para nelayan tidak melaut atau masa bulan terang. Pada saat sekarang kesenian Gandang Lasuang selain menjadi hiburan juga untuk kebutuhan masyarakat Jorong Pasa Lamo itu sendiri, bahkan sudah menjadi rangkaian acara yang penting saat melangsungkan upacara pesta perkawinan, upacara adat, hari besar nasional, serta kegiatan lainnya yang ada di Jorong Pasa Lamo, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat. Saat ini para pemainnya adalah didominasi oleh ibu-ibu yang sudah berkeluarga. Pada sisi lain antusias masyarakat Nagari Sasak khususnya Jorong Pasa Lamo terhadap kelestarian Gandang Lasuang ini sangat tinggi. Sehingga hampir disetiap Jorong yang ada di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia mempunyai grup Gandang Lasuang (1) Jorong Pasa Lamo (Nyiur Melambai), (2) Jorong Padang Halaban (Minang Saiyo), (3) Jorong Bandar Baru (Teratai Indah). Kesenian Gandang Lasuang selalu diundang disetiap acara adat seperti, pesta perkawinan yang ada di Pasaman Barat bahkan pernah tampil di acara Kabupaten hingga Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini difokuskan pada Fungsi Musik Lasuang pada Kesenian Gandang Lasuang dalam upacara pesta perkawinan di Jorong Pasa Lamo Kecamatan Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman
Fungsi Musik Lasuang pada Kesenian Gandang Lasuang yang disajikan pada saat upacara pesta perkawinan yang fokus kepada grup Gandang Lasuang “Nyiur melambai”.
Ketertarikan peneliti terhadap Fungsi Musik Lasuang pada kesenian Gandang Lasuang ini adalah karena mendengar keunikan dari bunyi yang dihasilkan oleh lasuang menjadi sebuah musik yang dihadirkan kembali dengan kemasan yang menarik sehingga menjadi kebutuhan pada saat upacara pesta perkawinan masyarakat jorong Pasa Lamo Kecamatan Sasak Kabupaten Pasaman Barat. Grup Gandang lasuang “Nyiur Melambai” inilah yang menjadi grup pertama sekaligus penggerak pelestarian kesenian tersebut bahkan berhasil meningkatkan perkembangkan kesenian Gandang Lasuang ketingkat kabupaten hingga dikenal banya oleh masyarakat luar. Dengan mengikuti perkembangan zaman Grup “Nyiur melambai” memanfaatkan berbagai macam alat musik pendukung untuk menunjang pertunjukan tanpa mengubah keasliannya. Pada sisi lain ketertarikan peneliti dalam hal ini adalah karena lebih sering dipakainya kesenian Gandang Lasuang setiap upacara pesta perkawinan dibanding kesenian yang lainnya.
Penelitian yang akan dilakukan mengambil lokasi pada Kesenian Gandang Lasuang Grup “Nyiur Melambai” di Jorong Pasa lamo Kecamatan Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat. Alasan peneliti memilih Grup Gandang lasuang “Nyiur Melambai” karena grup ini menjadi pencetus pertama muncul nya grup Gandang Lasuang lainnya yang ada dibeberapa kejorongan di Kecamatan Sasak Kabupaten Pasaman Barat serta grup tersebut mampu membawa kesenian ini ketingkat kabupaten hingga bisa dikenal orang banyak. Menampilkan dengan kemasan yang menarik mulai dari pakaian yang digunakan, lagu yang dinyanyikan, alat musik pendukung sehingga mampu mencuri perhatian masyarakat dan menumbuhkan rasa antusias masyarakat terhadap kesenian Gandang Lasuang sehingga menjadi kebutuhan bagi masyarakat Kecamatan Sasak Kabupaten Pasaman Barat khususnya.
Alat musik Gandang Lasuang merupakan salah satu bagian musik tradisional minangkabau yang termasuk alat pukul yang terbuat dari bahan yang sederhana dan mudah ditemukan. Apabila diperhatikan Gandang Lasuang ini hampir mirip dengan Gandang Lasuang yang ada didaerah lain akan tetapi Gandang Lasuang ini memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Kecamatan Sasak Ranah Pasisia karena pertunjukan Gandang Lasuang terlahir dari kebiasaan nenek moyang masyarakat Kecamatan Sasak Ranah Pasisia ketika menumbuk padi pada zaman dahulunya.
Seiring perkembangan zaman tidak hanya Alu dan Lasuang yang menjadi alat musik kesenian ini, alat musik tradisional yang berasal dari alat yang sederhana yang mudah ditemui untuk mendukung penyajian kesenian Gandang Lasuang seperti, Talempong dimainkan oleh 2 orang, Gandang dimainkan oleh 2 orang, Cenang dimainkan oleh 3 orang, Maracas dimainkan oleh 1 orang, Botol bekas dimainkan oleh 1 orang, Belaik dimainkan oleh 1 dan 2 orang penyanyi menggunakan mic atau alat pengeras suara. Semua alat tersebut tercatat sebagai alat musik kesenian Gandang Lasuang yang dimanfaatkan oleh grup “Nyiur Melambai”. Meskipun banyak menambahkan alat musik, kesenian ini tetap mempertahankan alat musik utama tanpa mengubah keaslian dari kesenian tradisional Gandang Lasuang tersebut.
Adapun alat musik yang terlibat merupakan alat yang sudah sering digunakan untuk berbagai macam iringan lagu-lagu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Meskipun menambahkan berbagai instrumen, kesenian ini tetap mencirikhaskan Alu dan Lasuang sebagai alat musik utama dalam pertunjukan kesenian ini.
Bagi masyarakat Jorong Pasa Lamo, Alu dan Lasuang adalah alat musik yang tidak dapat dihilangkan dari kesenian Gandang Lasuang ini. Karena kedua alat tersebut memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat untuk menyambung kehidupan dari dulu hingga sekarang. Diharapkan Alu dan Lasuang tetap dipakai hingga saat sekarang ini. Disinilah hal yang menarik bagi peneliti yaitu Alu dan Lasuang memiliki simbol kehidupan masyarakat Jorong Pasa Lamo dan saat ini dijadikan sebagai alat musik yang mempunyai peranan penting dalam mengiringi lagu-lagu yang disajikan kesenian Gandang Lasuang.
Fungsi seni secara umum bagi masyarakat adalah sebgai hiburan. Selaras dengan beberapa fungsi seni menurut (Soedarsono, 1999 : 1-2) Kesenian memiliki beberapa fungsi yaitu : (1) seni untuk tujuan ritual (2) seni untuk tujuan presentasi estetis (3) seni sebagai hiburan pribadi. Kesenian gandang lasuang dalam fungsi tujuan ritual ditampilkan pada zaman dahulu tetapi belum mengenal alat music tambahan selain lasuang, pakaian, lagu yang dinyanyikan, panggung dan gerakan. Bahkan hanya digunakan sebagai hiburan semata disela pekerjaan masyarakat. Jadi kesenian gandang lasuang tidak diperuntukan pada fungsi ini. Kesenian gandang lasuang sebagai tujuan presentasi estetis ditampilkan pada acara besar festival, hari jadi kabupaten yang tampil dengan pakaian yang kompak menggunakan baju kuruang basiba yang seragam menjadi daya tarik penonton.
Fungsi sebagai hiburan ditampilkan pada saat acara hiburan dalam pesta perkawinan, acara khitanan sebagai pengisi acara saat itu. Fungsi hiburan terlihat saat penampilan gandang lasuang adanya permintaan lagu khusus dari penonton biasanya lagu yang dinyanyikan adalah music dan syair yang membuat penonton ikut bergoyang bersama para pemain seperti: Lagu Ratok Pasaman, Cogok Mancogok, Sinona, Bugih Lamo dll. Bentuk pakaian yang digunakan lebih santai menggunakan baju sehari-hari atau pakaian muslim karena ditampilkan di malam hari dirumah pengantin.
Willa Maidia Putri
Mahasiswa Fakultas Pascasarjana Program Studi Pendidikan IPS
Konsentrasi Seni Budaya